Keajaiban Bercerita Untuk Anak
Saya bukanlah pribadi yang pandai bercerita, jangankan pandai bisa saja saya masih belum. Tetapi sejak saya menjadi guru di Az-Zakiyah Islamic School, ada dorongan dan motivasi agar seorang guru bisa bercerita. Terlebih, untuk bisa membawakan cerita kepada anak kelas 1, 2, dan 3.
Jadi, setiap selesai solat zuhur, sesuai instruksi kepala sekolah setiap guru mesti membawakan cerita kepada anak-anak. Berawal dari situ, saya pun mencoba mengubah mindset saya, dari sebelumnya saya tidak bisa, menjadi harus mampu dan bisa. Karena saya juga sudah menjadi orang tua, maka saya juga berharap dengan saya bercerita bisa semakin menambah kedekatan dan interaksi antara saya dan anak saya nantinya.
Maka, dari situ saya mencoba langsung action dengan membaca beberapa referensi, kemudian melihat beberapa video tentang gaya dan cara orang dalam bercerita. Tak hanya itu, saya juga membeli buku cerita, niatnya untuk diceritakan ke anak saya dulu, tetapi sambil berjalan beriringan, saya juga mempraktekkan untuk juga bercerita di sekolah.
Apa yang saya dapatkan? Wah, saya kaget dan takjub. Ternyata, saya mendapatkan sambutan yang luar biasa dari anak-anak. Ketika selesai solat mereka selalu nagih meminta saya bercerita, walaupun saya tidak bertindak sebagai imam. Tak jarang, ketika berpapasan, mereka selalu menanyakan kapan saya masuk menjadi imam untuk membawakan cerita kepada mereka. Senang sekali rasanya melihat antusias dan semangat mereka dalam mendengarkan cerita saya.
Ajaibnya lagi, dengan bercerita ternyata bisa lebih mudah dalam mengatur dan mengkondisikan keadaaan, maklum anak kelas bawah kadang masih agak susah, tapi lama-kelamaan mereka mudah sekali diberi instruksi. Adab, pesan moral dan hikmah juga lebih mudah tersampaikan, mereka lebih mudah mengerti, (Apalagi cerita yang saya bawakan adalah cerita Islami sarat akan makna dan hikmah). Kadang, diakhir saya juga suka bertanya kepada mereka, apa hikmah yang bisa diambil dari cerita? Dan mereka bisa mengerti dan menjawab pertanyaan saya. Senang rasanya bisa memberikan hikmah dan manfaat kepada mereka.
Tren Bercerita
Dari sepengamatan saya, saat ini kegiatan bercerita di mata anak-anak kurang begitu populer. Bahkan, mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur, mereka kerap disuguhkan tontonan televisi maupun tontonan di internet yang menyajikan beragam acara, namun belum cocok untuk perkembangan usia mereka. Tak hanya itu, aktivitas dan permainan anak-anak zaman sekarang pun kerap mengandung unsur yang kurang baik, seperti game kekerasan yang saat ini marak dimainkan.
Padahal, kegiatan bercerita sebenarnya bisa menjai alternatif yang tidak hanya memikat, tetapi mendatangkan banyak manfaat. Kegiatan ini dapat mempererat ikatan da komunikasi antara orangtua dan anak. Bercerita juga merupakan trik terbaik untuk memberikan waktu yang berkualitas bagi para ayah dan ibu yang bekerja. Luangkan jam ekstra untuk membacakan cerita kepada anak-anak kita.
Menurut penelitan H. G Wahn, W. Hesse dan U.Schaefer (Suddeutsche Zeitung, 24 Juni 1980) anak-anak yng sering dibacakan cerita biasanya tumbuh menjadi anak yang lebih pandai, lebih tenang, terbuka dan lebih seimbang.
Manfaat dan kebaikan Bercerita
Ternyata, dengan memberikan cerita kepada anak-anak, sangat banyak manfaat dan kebaikan yang bisa diperoleh, untuk itu saya akan merangkumkan beberapa manfaat tersebut yang saya baca dari berbagai referensi, berikut diantaranya:
Menyenangkan anak
Dengan bercerita, anak akan merasakan kesenangan dan kebahagiaan. Anak saya yang masih berumur 2 tahu saja, meskipun dia belum begitu mengerti bahasa yang kami gunakan sepenuhnya, Namun ekspresi senang dan bahagia muncul dari wajahnya. Hal itu juga berefek kepada kita yang memberikan cerita. Rasa nyaman dan bahagia tersebut jugalah yang ternyata lebih memudahkannya untuk meyerap nilai-nilai yang kita ajarkan melalui cerita
Menstimulus imajinasi, kreativitas, dan Kecerdasan
Dari berbagai referensi yang saya baca, dengan bercerita ternyata akan memudahkan kita dalam Menstimuluss imajinasi, kreativitas, dan Kecerdasan anak. Hal itu disebabkan alur pada cerita dengan menampilkan bentuk-bentuk emosi akan menumbuhkkembangkan daya imajinasi anak, sehingga ia merasakan senang belajar dengan membayangkan cerita tersebut. Suatu saat ia juga diharapkan bisa menuliskan atau menceritakan kembali isi cerita tersebut. Sebagai orang tua, kita juga bisa mulai bercerita dengan ending yang menggantung, biarkan ia berimajinasi dan menebak kelanjutannya atau kita sendiri memintanya untuk melanjutkan cerita tersebut. Dengan demikian, imajinasi dan kreativitasnya lebih terlatih.
Menggugah Spiritual
Dengan bercerita bisa mengguah spiritual anak-anak kita, terutama menguatkan tauhid dan akhlak. Hal ini juga akan menuntun mereka untuk bisa mengaplikasikan apa yang mereka dengar dari cerita melalui bentuk-bentuk kisah hikmah. Seperti cerita keteladanan dari kisah kehidupan Rasulullah SAW (Sejarah Islam), kisah para sahabat Nabi,Tabiin, alim ulama dan para syuhada sehingga bisa menjadi keteladanan dalam kehidupan mereka.
Memperkaya Kosakata
Kata-kata baru yang didengar melalui cerita akan semakin memperkaya kosa kata dalam berbicara, sehingga secara tidak langsung kita telah mengajarkan perbendaharaan kata yang banyak kepada anak melalui cerita. Bagi anak-anak usia SD cerita juga bisa melatih dan memperkaya kemampuan berbahasa dan memahami struktur kalimat yang lebih kompleks.
Menumbuhkan Empati
Jika anak dibacakan cerita yang menyentuh jiwa, perasaan dan menyentuh sisi kemanusiaan, maka perasaannya akan tersentuh dan ia mulai memiliki rasa empati, maka akan dapat membedakan mana yang pantas ditiru, mana yang harus dijauhi dan mana yang mesti dibantu.
Mengenalkan Bentuk Emosi
Misalnya marah, sedih, gembira, kesal dan lucu. Hal ini akan memperkaya pengalaman emosinya yang akan berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan kecerdasan emosionalnya. Karena itu, ketika bercerita berikan penekanan intonasi pada bentuk emosi tertentu, dengan menunjukkan mimik atau ekspresi yang sesuai, sehingga anak mampu mengenali dan memahami bentuk-bentuk emosi tersebut.
Menumbuhkan Minat Baca
Ketertarikan pada cerita akan membuat anak penasaran, ingin mengetahui dan membaca bukunya. Semakin tinggi rasa ingin tahunya, semakin tingi pula minat bacanya, sehingga kelak ia menjadi anak yang suka membaca dan menghargai ilmu.
Ternyata, dengan memberikan cerita kepada anak-anak, sangat banyak manfaat dan kebaikan yang bisa diperoleh, untuk itu saya akan merangkumkan beberapa manfaat tersebut yang saya baca dari berbagai referensi, berikut diantaranya:
Menyenangkan anak
Dengan bercerita, anak akan merasakan kesenangan dan kebahagiaan. Anak saya yang masih berumur 2 tahu saja, meskipun dia belum begitu mengerti bahasa yang kami gunakan sepenuhnya, Namun ekspresi senang dan bahagia muncul dari wajahnya. Hal itu juga berefek kepada kita yang memberikan cerita. Rasa nyaman dan bahagia tersebut jugalah yang ternyata lebih memudahkannya untuk meyerap nilai-nilai yang kita ajarkan melalui cerita
Menstimulus imajinasi, kreativitas, dan Kecerdasan
Dari berbagai referensi yang saya baca, dengan bercerita ternyata akan memudahkan kita dalam Menstimuluss imajinasi, kreativitas, dan Kecerdasan anak. Hal itu disebabkan alur pada cerita dengan menampilkan bentuk-bentuk emosi akan menumbuhkkembangkan daya imajinasi anak, sehingga ia merasakan senang belajar dengan membayangkan cerita tersebut. Suatu saat ia juga diharapkan bisa menuliskan atau menceritakan kembali isi cerita tersebut. Sebagai orang tua, kita juga bisa mulai bercerita dengan ending yang menggantung, biarkan ia berimajinasi dan menebak kelanjutannya atau kita sendiri memintanya untuk melanjutkan cerita tersebut. Dengan demikian, imajinasi dan kreativitasnya lebih terlatih.
Menggugah Spiritual
Dengan bercerita bisa mengguah spiritual anak-anak kita, terutama menguatkan tauhid dan akhlak. Hal ini juga akan menuntun mereka untuk bisa mengaplikasikan apa yang mereka dengar dari cerita melalui bentuk-bentuk kisah hikmah. Seperti cerita keteladanan dari kisah kehidupan Rasulullah SAW (Sejarah Islam), kisah para sahabat Nabi,Tabiin, alim ulama dan para syuhada sehingga bisa menjadi keteladanan dalam kehidupan mereka.
Memperkaya Kosakata
Kata-kata baru yang didengar melalui cerita akan semakin memperkaya kosa kata dalam berbicara, sehingga secara tidak langsung kita telah mengajarkan perbendaharaan kata yang banyak kepada anak melalui cerita. Bagi anak-anak usia SD cerita juga bisa melatih dan memperkaya kemampuan berbahasa dan memahami struktur kalimat yang lebih kompleks.
Menumbuhkan Empati
Jika anak dibacakan cerita yang menyentuh jiwa, perasaan dan menyentuh sisi kemanusiaan, maka perasaannya akan tersentuh dan ia mulai memiliki rasa empati, maka akan dapat membedakan mana yang pantas ditiru, mana yang harus dijauhi dan mana yang mesti dibantu.
Mengenalkan Bentuk Emosi
Misalnya marah, sedih, gembira, kesal dan lucu. Hal ini akan memperkaya pengalaman emosinya yang akan berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan kecerdasan emosionalnya. Karena itu, ketika bercerita berikan penekanan intonasi pada bentuk emosi tertentu, dengan menunjukkan mimik atau ekspresi yang sesuai, sehingga anak mampu mengenali dan memahami bentuk-bentuk emosi tersebut.
Menumbuhkan Minat Baca
Ketertarikan pada cerita akan membuat anak penasaran, ingin mengetahui dan membaca bukunya. Semakin tinggi rasa ingin tahunya, semakin tingi pula minat bacanya, sehingga kelak ia menjadi anak yang suka membaca dan menghargai ilmu.
Dari yang terpenting adalah membangun hubungan personal dan mempererat ikatan batin orang tua dengan anak. Ini merupakan manfaat yang paling penting bagi kita juga anak-anak kita, terutama bagi kita yang tidak bisa selalu mendampinginya. Membacakan cerita merupakan kesempatan kita untuk lebih dekat dengan mereka, sehingga terbina sebuah komunikasi yang baik.
Mendekatkan diri kepada anak, membangun komunikasi keluarga.
BalasHapusAnak kita, contoh nyata dari cara kita bercerita padanya, sejak dari kecil. Semoga kita jadi orangtua yang baik dan benar dalam pembelajaran hidup ke depan nya. Aamiin
BalasHapussedihnya orang tua sekarang, udah gak mau bercerita dengan anaknya, lebih mempercayakan android untuk memanjakan imaji si anak, alhasil generasi yang muncul pasti generasi android ya kan
BalasHapusSetuju bang, membacakan cerita dapat membangun ikatan batin antara orang tua dengan anak. Apalagi jika dilakukan setiap hari, pasti membangun minat baca si anak. Semoga semakin banyak anak yang memiliki minat membaca dari pada sekedar main game di smartphone
BalasHapusyaaaa sama seperti kak lynur.
BalasHapuskarena aku belom punya anak. mungkin akan aku praktekkan sama sepupuku yang masih berumur 5 tahun.
hehehhe
itupun kalo dia mau dengarin aku cerita. *sad*
Dulu omak ayah kita mendidik kita modal cakap cakap aja ya kan bahkan sebelum tidur :-D sekarang mulai langka, semoga bisa dinyalakan lagi dimulai dari rumah tangga sendiri, eaaak
BalasHapusJanhankan anaknya, emaknya pun suka loh diceritain... Nnti malam praktek ya pak..��
BalasHapusSemoga konsisten ngajak anak anak bercerita, (bukan anak sekolah ya, tp anak di rumah)������
Bercerita pd anak memang banyak manfaatnya, ini yg jg sdg sy ingin biasakan di rumab. Alhamdulillah, anak sy di rumah baru dengar sy bilang "Ummi, punya cerita, mau dengar, Nak?" Udh semangat kali, belum lagi sy betul2 menceritakan ceritanya 😁
BalasHapusWah,, bPunya banyak manfaat untuk anak y bang... dan buat anak semakin senang.
BalasHapusBisa dicoba nanti nih
cerita adalah salah satu aktifitas sebelum tidur bersama krucil (meski nggak setiap malam banget sih, kadang nggak mau diceritain tapi mintanya tebak2an atau lainnya). lucunya, anak-anak seringnya minta cerita yang itu-itu saja (yang favorit mereka), emaknya sampai harus request mau cerita yang lain dulu baru cerita yang mereka minta ^-^
BalasHapusBercerita itu ternyata salah satu cara efektif juga kan mendekatkan diri ke anak-anak. Menarik memang aktivitas bercerita ini.
BalasHapusWahh, nice artikel bang. Bener tuh, kalau kita gak bangun komunikasi dan pendekatan seperti ini, akan susah kedepan nya untuk membuat hubungan emosional yang lebih kuat.
BalasHapusWah keren mas.jadi guru yang menginspirasi siswa/i nya dengan bercerita. Ntaps
BalasHapusMasyaallah dapat pengetahuan baru, semoga bisa diterapin nantinya.
BalasHapus